Pilar Dasar Penelitian
Penelitian itu menakutkan! Penelitian itu nggak banget! Penelitian itu nge-bosenin. Kita mah lurus-lurus aja, haha..hihi… entar juga wisuda!
Iya sih, wisuda dalam waktu yang sangat
lamaaaaaa (just kidding). Emang bener sih, kalau kita nggak kenal maka kita
nggak tau hal yang sebenarnya. Banyak kok contoh-contoh kita salah sangka.
Coba deh, kamu pernah nggak jumpa sahabat
yang dari first impression-nya itu nggak banget, jutek, pendiem. Eeeeeh,
udah agak lama kenal, malah orangnya asyik banget.
Penelitian pun gitu juga lho..
Percaya deh, yang awalnya penelitian itu
menakutkan, ngebosenin, butuh otak yang pinter, itu karena kamu nggak kenal
dengan baik apa itu penelitian. Padahal karena kita yang kurang pinter, lebih
banyak membutuhkan suatu penelitian.
Dasar Penelitian
Penelitian itu kalau kita belajar dari
masa lalu (ya iyalah, kalau masa depan sama kamu, emang kamu mau? wkwkwk).
Dulu, orang terus menerus mencari suatu kebenaran (truth) yang akhirnya
berkembang menjadi suatu kebenaran metafisik, kebenaran logis, kebenaran etis.
Apa maksudnya?
Kebenaran metafisik itu kebenaran yang
tidak berhubungan dengan ukuran yang logis, misalnya ada suatu kontak batin
antara kamu dengan dia (asyik). Kebenaran logis artinya kebenaran yang dapat
diterima akal manusia. Misalnya, kalau kamu rajin belajar maka akan memiliki
kemungkinan yang besar untuk mendapatkan nilai yang lebih baik. Lalu kebenaran
etik, atau dengan kata lain kebenaran yang berhubungan dengan suatu
moral/etika.
Dari suatu kebenaran-kebenaran tersebut,
maka terlahirlah paradigma dan menjadi suatu metode dan sistematika mencari
kebenaran. Dengan cara apa? dengan cara penelitian.
Lalu penelitian itu dilakukan untuk apa?
kegiatan penelitian dilakukan karena adanya suatu masalah sehingga dilakukan
proses yang sistematis untuk memecahkan masalah tersebut. Atau kita boleh
bilang "menerapkan metode ilmiah".
Apakah ilmiah itu selalu kece badai? oh,
ya belum tentu! ciri-ciri ilmiah yang dapat menghasilkan kesimpulan yang baik
setidaknya harus memiliki kriteria.
Tentu, syarat paling mendalam itu adalah
rasional. Bagaimana mungkin suatu hal yang kita teliti itu dilakukan dengan
cara yang tidak masuk akal? kan bahaya! Kemudian, harus dapat diamati oleh
indera manusia. Misalnya, kamu akan meneliti bagaimana bentuk hantu. Secara
indera manusia, itu tidak bisa dideteksi karena bersifat ghaib. Bagaimana cara
mengukurnya? ya mesti harus rinci cara pengukurannya.
Btw, kalau masalah rinci, saya malah
teringat bungkus mie instant (biasa, pernah jadi anak kost...dalam waktu yang
sangat lama). Coba perhatikan deh tutorial masaknya, mulai dari membuka
bungkus, sampai ke takaran berapa jumlah air dikasih tau dengan rinci. Apa?
nggak tau? duh.. coba deh mampir ke kost-an temennya (dengan catatan jangan
lupa bawa nasi bungkus, hehehe).
Terus, tujuan melakukan penelitian itu
emangnya apaan?
Ya, kalau secara garis besarnya sih untuk
mengetahui (understanding) atas suatu masalah tertentu. Misalnya, berapa persen
sih orang yang membuang sampah ke sungai, dan mengapa mereka membuang sampah ke
sungai. Sebagai pembuktian juga bisa. Misalnya, kita menduga bahwa orang yang
membuang sampah ke sungai itu dipengaruhi oleh edukasi yang rendah. Selain itu,
kamu juga meneliti untuk menjadi suatu solusi atas suatu permasalah, atau
bertujuan untuk memperlihatkan efek tertentu (biasanya penelitian terkait
farmakologi).
Tujuan penelitian ini emang harus
diperhatikan untuk setiap kita yang akan meneliti. Karena, landasan meneliti
itu karena ada suatu masalah. Masa iya nggak ada masalah, kita bakalan
meneliti? Tapi tenang, masalah di dunia ini masih banyak kok (apalagi masalah
pribadi, hahahaha), jadi kamu nggak bakal kehabisan ide untuk meneliti. YUK,
BISA!
Bagi kamu yang menginginkan intisari materi ini: KLIK DISINI
Kalau kamu mau traktir kopi atau mendukung website ini boleh KLIK DISINI
Posting Komentar untuk "Pilar Dasar Penelitian"