Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Kamu Harus Masuk Peminatan Epidemiologi?

 

 Huwaaaaaa…..

Epidemiologi itu nyeremin banget!

Denger namanya aja udah mules!

Nggak suka hitungan ah!

Nggak suka dalam lab atau ruangan mulu!


Eh, yang bener? Yang bener? Yang beneeeeeer?

Sebelum kamu mulai berpikir yang nggak-nggak tentang peminatan ini, ada baiknya kamu ikut diskusi dengan kita-kita. Siapa tau jadi sayang, lalu jadi cinta (sok ngerti!). Tapi bener loh ini, saya dulu juga begitu. Denger nama epidemiologi aja udah pusing (banget). Masa iya hari-hari dipenuhi oleh penyiksaan?

Kamu Mesti Masuk Peminatan Epidemiologi

Begini-begini, sebenarnya saya nekat masuk peminatan ini, karena dulu nggak ngerti dasar epidemiologi. Alias, tujuan pelajari ini opoooooo? Kan tinggal cakap-cakap (read: penyuluhan) selesai. Ini karena pada awalnya banyak dijadikan candaan SKM (Sarjana Kombur Meletup). Tapi, setelah masuk peminatan epidemiologi, berubah jadi Sarjana Kesayangan Mertua (halah!)

Padahal kan nggak se-simple itu ya.

Begini-begini, di peminatan epidemiologi, kamu akan menemukan teman yang bener-bener berjuang. Bisa diajak hidup susah, dan hidup senang hehehe. Serius! Untuk mendapatkan analisis yang mendalam, kamu harus banyak-banyak diskusi dengan teman, apalagi tugas kelompok. Beh, kamu akan mendapatkan insight baru.

Karena ada kriteria-kriteria yang kita pertimbangkan apakah kejadian ini merupakan kejadian luar biasa (outbreak), wabah, pandemi, endemi, dan lain sebagainya. Kamu akan mengetahui dengan rinci bagaimana kamu memutuskan sesuatu sebagai seorang ahli epidemiologi (lihat aja di tv, betapa kerennya mereka).

Lalu, apakah orang epidemiologi itu hanya di ruangan saja?

BIG NO!

Kamu juga turun ke lapangan, misalnya kegiatan screening. Kamu bisa mengetahui bagaimana sistem surveilans, investigasi wabah atau KLB, survei penyakit, dan lain sebagainya.

Terus, apa lagi dong yang akan kamu dapatkan?

Kalau tools nya dokter itu alat medis, maka toolsnya kesehatan masyarakat itu kuesioner. Kabar baiknya, orang epidemiologi sangat ahli dalam merancang, survei, dan menarik kesimpulan yang diperoleh dari kuesioner.

Terus emang kenapa kalau bisa? Ya hasil dari survei kamu akan menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan (biasanya hasil ini dibuat dalam bentuk policy brief).

Apalagi? Bidang data? Kamu tidak sendirian kok yang pusing. Kamu akan berpusing ria satu kelas. Tapi ya mau bagaimanapun, SEMUA PEMINATAN KESEHATAN MASYARAKAT WAJIB HUKUMNYA MENGUASAI STATISTIK. Maka, masuk peminatan epidemiologi menjadi sangat menguntungkan.

Kamu akan sering-sering diskusi, mempelajari metode survei cepat, bagaimana menentukan sampel yang paling optimal (nggak kaleng-kaleng), dan berbagai analisis data lainnya.

Kuliah, pulang bareng, diskusi dengan teman-teman itu merupakan hal yang paling menyenangkan. Serius! Apalagi dosen-dosennya akan melatih kamu berpikir kritis.

Kritis-kritis gini, orang epidemiologi juga banyak yang kocak. Kami menempatkan sesuatu pada tempat dan kondisinya. Ya iyalah, kalau untuk menentukan status masalah di suatu masyarakat, masa iya kita harus bercanda. Tapi diluar itu, kami sering ngumpul, bercanda, ikut konferensi bareng, ikut penelitian bareng.

Kesimpulannya, peminatan epidemiologi itu hanya terlihat seram diawal karena kamu tidak benar-benar tahu peminatan ini. Padahal, banyak sekali hal-hal positif yang kamu dapatkan jika masuk peminatan epidemiologi. Ilmu yang kamu peroleh juga sangat komprehensif sehingga dapat mengambil langkah yang lebih baik dari sudut pandang kesehatan masyarakat.

Kalau kamu mau traktir kopi atau mendukung website ini boleh KLIK DISINI

Posting Komentar untuk "Mengapa Kamu Harus Masuk Peminatan Epidemiologi?"